Postingan

Preman Jatuh Cinta #3

Gambar
Samrtphone putih berlapis case bening berbunyi dari dalam tas Lyora. “Lyora, kamu kok gak pulang-pulang?” Pesan tersebut dilihat oleh Lyora dari notifikasi yang muncul dari smartphone nya. Tapi dalam hati Lyora, malas juga Lyora membuka pesan itu. Sengaja dia cuma baca dari notifikasi supaya terkesan sibuk dan sudah tidur. “Dibalas dong WhatsApp nya.” Dengan ogah-ogahan, Lyora menjelaskan jika yang WhatsApp Lyora adalah mantan pacarnya semasa kuliah Sarjana II di kampus sebelumnya. “Oh ya Ly, kamu gak pulang?” Lyora terkejut dengan pertanyaan Ariel. Dia terlalu asyik berbicara sampai lupa dengan waktu. “Oh ya sudah jam berapa ini?” “Udah hampir setengah dua belas, lebih tepatnya 22.26.” Ariel lalu teringat oleh Randi. “Anjir gue lupa temen gue.” Langsung saja, Ariel mengambil smartphone nya dan menghubungi Randi. “Woi Riel, lu ngapa ninggal gue sih?” Randi me- loudspeaker telepon dari Ariel sehingga bisa didengar oleh anggota lain. “Lu gak di kantor polisi kan?” ...

Preman Jatuh Cinta #2

Gambar
  “Makasih ya.” “Terimakasih tentang apa?” “Ya makasih aja kamu udah mau tolong aku.” “Ya namanya juga manusia, kalau gak ditolong ya menolong. Benar kan?” “Iya benar itu.” “Tapi kenapa kamu sampai mau obati aku seperti ini? Kamu gak takut sama aku?” “Apa yang perlu ditakutkan? Sudah sepantasnya saya membantu kamu dan mengobati luka kamu.” Lyora mengambil turun dan hendak menuju balik kemudi. “Mbak,” panggil Ariel sambil menggenggam tangan kanan Lyora. “Mau kemana?” “Kamu perlu saya bawa ke rumah sakit?” “Gak perlu mbak. Saya sudah biasa kayak gini.” Lyora heran. “Konteksnya ‘biasa kayak gini’ itu apa ya mas?” Ariel hanya tersenyum kecil. Tiba-tiba, Ariel memegang kedua tangan Lyora. Jantung Lyora berdetak kencang, super kencang, bahkan meyetarai kecepatan kereta api Jakarta-Surabaya, antara takut dan penasaran. Dengan tersenyum kecil, Ariel mengatakan lagi kalau dia memang sudah terbiasa seperti ini. Ketika ditanya lagi oleh Lyora apa maksud dari jawa...

Preman Jatuh Cinta #1

Gambar
“Woi! Anjing lu semua!” Kalimat itulah yang terakhir keluar dari seorang cowok berbadan kekar dengan tindik warna putih terpasang di telinga sambil meninggalkan lapangan yang sudah penuh dengan luapan emosi setelah bertengkar dengan geng bernama DeathTied. Dari sedikit deskripsi tentang cowok itu, pasti kalian berpikir bahwa dia adalah seorang pria yang emosian dan selalu bertengkar. Tapi bisa saja kalian salah, secara tampilan memang okelah kita bisa bilang dia seperti seorang yang nakal , tapi dalam hati dan batin dia? Di bawah jembatan layang yang sepi dan cukup gelap adalah tempat yang paling disukai oleh sebuah geng manusia yang tampaknya sih agak galak. Geng ini diberi nama oleh mereka “Geng Manusia Biasa.” Namanya unik bukan? Sudah hampir tiga tahun ini mereka beroperasi disana. Dari tujuh orang anggota di geng itu, ada satu nama menjadi boss yang paling ditakuti, disegani, dan dituruti oleh seluruh anggota. Seorang pemuda tampan yang sering menjadi playmaker dengan rambut yan...